Keberadaan ukiran styrofoam memudahkan orang-orang yang membutuhkan ornamen indah dengan harga terjangkau. Beberapa di antaranya dapat Anda temukan di pameran hingga pelaminan pernikahan. Ada juga yang menggunakan ukiran berbahan styrofoam sebagai dekorasi di rumah.
Styrofoam memang punya bobot lebih ringan dibandingkan kayu yang notabene sering dipakai sebagai material ukiran. Meski demikian, bahan yang dikenal juga sebagai polistirena ini tergolong fleksibel, sehingga dapat dibentuk menjadi berbagai ukiran styrofoam unik.
Nah, sebelum mengulik jenis-jenis ukiran yang dapat dibuat pada styrofoam, mari kenali dulu latar belakang seni ukir beserta fungsi karyanya!
Definisi dan fungsi karya ukiran
Secara garis besar, seni ukir merupakan kegiatan mengolah permukaan material dua atau dimensi dengan memainkan perbedaan ketinggian. Dengan begitu, terciptalah karya timbul elok dan bernilai seni tinggi yang diminati masyarakat luas.
Perlu diperhatikan bahwa ukiran styrofoam murah berbeda dengan pahatan. Seni pahat umumnya memakai material empat bahkan lima dimensi. Selain itu, sebagian besar ukiran masih memanfaatkan bahan datar. Jadi karya yang diperlihatkan merupakan bagian timbul-tenggelam alih-alih rupa tiga dimensi seperti patung.
Ada pun fungsi ukiran dalam sebuah karya mencakup:
Hiasan. Seperti yang telah disebutkan, ukiran masih digemari banyak orang untuk memberi sentuhan impresif pada hunian atau kantor. Beberapa di antaranya mengandung makna, tapi ada juga yang ditujukan sebagai dekorasi semata;
· Karya magis. Seperti halnya pada kayu, ukiran styrofoamjuga dipercaya mengandung simbol yang berhubungan dengan kepentingan spiritual dan kepercayaan;
· Simbol. Hampir sama dengan fungsi sebagai karya magis, hanya saja ukiran yang mempunyai simbol tertentu tak selamanya dikaitkan dengan hal-hal spiritual. Di sisi lain, Anda juga tak bisa menaruhnya di sembarang tempat;
· Konstruksi. Dalam hal ini, ukiran bisa Anda jadikan sebagai tiang rumah hingga pintu gapura untuk menguatkan konstruksi bangunan;
· Produk ekonomis. Ketika disematkan pada furnitur, ukiran styrofoam terbaik akan memberikan nilai jual plus dan membuatnya diincar konsumen.
Jenis-jenis ukiran yang dipakai seniman
Jenis ukiran yang diaplikasikan pada styrofoam sebenarnya tak berbeda jauh. Menurut Bastomi, paling tidak ada enam tipe ukiran yang dihasilkan seniman atau pengrajin, antara lain:
1. Ukiran cembung. Jenis ukiran ini termasuk tipe dasar yang harus dikuasai pengrajin yang ingin menghasilkan dekorasi ukiran styrofoam. Ukiran cembung sering kali ditemukan pada relief;
2. Ukiran cekung. Bisa dibilang, ukiran cekung tak bisa dilepaskan dari ukiran cembung. Pasalnya kedua jenis ukiran tersebut yang menentukan hasil ukir pada material tertentu;
3. Ukiran susun. Dalam jenis ini, ukiran yang dibentuk secara menyusun. Sebagai contoh, ukuran daun yang menempatkan ukiran daun terbesar di bawah hingga yang terkecil di bagian atas;
4. Ukiran garis. Sebenarnya, ukiran garis jarang ditemukan pada ukiran styrofoamdan lebih sering dijumpai pada logam dalam bentuk guratan pada gambar-gambarnya;
5. Ukiran takokan. Selanjutnya, ada ukiran takokan yang tak memakai bingkai. Justru ukiran yang bakal membingkai tepi-tepi material. Jenis ukiran ini berkaitan erat dengan ukir krawangan;
6. Ukiran krawangan. Jenis ukuran ini mempunyai bentuk yang tak menerapkan dasar dan memiliki dasar berlubang, sehingga acap kali dipasang sebagai sekat, tempelan, dan lain sebagainya.
Bentuk styrofoam jadi ukiran tradisional
Ya, selain keenam jenis ukiran di atas, ada juga ukiran styrofoam tradisional yang bisa Anda manfaatkan untuk berbagai kegiatan. Bukan rahasia lagi bila beberapa wilayah di Indonesia mempunyai jenis ukiran khas. Peminatnya juga tidak hanya datang dari penduduk lokal, tetapi juga hingga ke turis mancanegara.
Sebagian ukiran dapat dengan cepat dikuasai karena motifnya yang simpel. Namun ada pula yang menuntut kesabaran karena level kompleksitasnya yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi. Lalu, jenis ukiran styrofoam tradisional apa saja yang sekiranya dapat diaplikasikan pada styrofoam?
- Ukiran khas Jawa
Ketika mendengar ukiran, tak sedikit orang yang langsung teringta Jepara. Kota yang berada di Jawa Tengah tersebut memang dikenal akan reputasi ukiran kayu jatinya yang memesona. Di samping itu, pada dasarnya penerapan ukiran tradisional khas Jawa untuk ukiran styrofoamatau kayu tak akan jauh dari elemen-elemen alam seperti dedaunan, kelopak bunga, hingga pola rempah. Kadang motif-motif tersebut akan Anda jumpai juga pada batik khas Jawa hingga perabot rumah tangga.
- Ukiran khas Melayu
Pengaruh Melayu dalam kebudayaan Indonesia sangat besar dan bisa Anda jumpai dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya pada ukiran styrofoametnis. Berbeda dari ukiran khas Jawa, ukiran khas Melayu pada umumnya mengusung pola simetris lewat rangkaian garis abstrak dan sulur-sulur sampai membentuk motif organik. Di daerah-daerah tertentu, ukiran khas Melayu divariasikan dengan budaya lain seperti Arab dengan tambahan pola kaligrafi simpel maupun rumit.
- Ukiran khas Papua
Bagian timur Indonesia mempunyai budaya seni yang tak boleh Anda abaikan begitu saja. Termasuk ukiran yang motifnya sangat dekat dengan keseharian mereka. Sebagian besar ukiran khas Papua mempunyai pola-pola yang menyerupai wajah manusia. Sekilas tampak sulit, tetapi saat dipakai untuk ukiranstyrofoam terjangkau, akan menghasilkan karya unik. Ukiran-ukiran khas Papua paling sering dipasang sebagai dekorasi hingga totem yang umumnya menggunakan kayu berwarna gelap.
- Ukiran khas Dayak
Meloncat ke Kalimantan, ada ukiran khas Dayak yang mengedepankan pemakaian warna-warna terang atau mencolok. Hal tersebut yang membuat ukiran mereka mudah dikenali. Belum lagi bagian ujungnya yang meruncing dengan sulur melengkung. Tak sulit menemukan ukiran khas Dayak saat Anda berjalan-jalan ke Kalimantan, terutama ke kawasan pedalaman. Tak ada salahnya mengaplikasikan ukiran Dayak sebagai inspirasi untuk ukiran styrofoam.
- Ukiran khas Bali
Membahas keindahan Pulau Dewata memang tak pernah ada habisnya. Selain tempat wisata indah dan kehidupan masyarakatnya yang begitu toleran, Bali juga ternyata mempunyai ukiran khas yang berbeda dari daerah-daerah lain di Indonesia. Betapa tidak? Alih-alih mengukirnya di kayu, pola akan diterapkan pada bebatuan. Ciri khas yang dapat Anda kenali adalah motif simetris yang dipengaruhi ajaran Hindu-Bali. Tertarik menjadikannya sebagai inspirasi ukuranstyrofoam?
- Ukuran khas Toraja
Kembali lagi ke kawasan timur Indonesia, ada ukiran khas Toraja yang bakal membuat Anda jatuh hati. Sekilas, motif yang mereka gunakan akan mengingatkan Anda pada pola Dayak dan Papua. Hanya saja ukiran yang dibuat masyarakat Toraja menggunakan merah sebagai warna dasar dengan permainan unsur seperti garis bidang dan titik untuk membentuk kesatuan. Lumayan sulit saat diaplikasikan sebagai contoh ukiran styrofoam, tetapi hasil akhirnya pasti cantik.
Menggeluti seni ukir pasti tak akan membosankan dengan inspirasi sebanyak ini, apalagi masih ada pola ukir dari daerah lain yang tak kalah cantik. Namun, kalau Anda belum menguasai teknik mengukir, cukup sewa saja jasa penyedia ukiran styrofoamyang menawarkan produk dengan harga bersahabat.